oleh Saya Gitta pada 08 Februari 2011 jam 21:06
“Happy Birthday ya sayang … Semoga kamu panjang umur, sehat selalu, dan selalu sayang sama aku ! Oiya ini kado buat kamu, dari aku sayang.”
“Makasi ya sayang .. Pasti dong aku akan selalu sayang sama kamu. Apa ini yank ? Kamu kok repot-repot sih pake bawain aku kado segala. Kurang nih yank. Hhhehehheeee.”
“Ikh kamu ini. Udah di buka aja sayang.”
“Buka .. buka .. buka .. cieeeeee ..”
“Wah kamu tau aja kalo aku lagi pengen jaket ini yank. Makasi banget ya sayang. I love you sayang.”
“Ya tau dong, pacarnya siapa dulu .. hhhehhheee.”
“Pacar ku dong .. Makasi banget ya sayang.”
Praaaaaannnggggg ….
Dennis memukul kaca di kamarnya.
“SHIT ! DAMN ! Kenapa semua ini harus terjadi sama gue ? Aku kangen kamu yank .. Aku pengen bareng lagi sama kamu. Aku pengen kita kaya dulu, ketawa bareng, kumpul bareng sama temen-temen. Aku kangen semua itu yank. Aku kangen banget yank sama kamu !”, kata Dennis sambil memandangi foto Angel dengan berlinangan air mata dan tangan penuh darah.
“Lu kenapa sihh Den ? Gila lu ya ! Sadar dong Den sadar !”, kata Naga mengingatkan
“Angel kenapa kamu ninggalin aku ? Aku sayang banget sama kamu . Kenapa kamu ninggalin aku ?”, terdengar suara Dennis lirih memanggil-manggil nama Angel.
“Den sadar dong ! Angel udah nggak ada ! Lu nggak boleh kaya gini terus Den ! Angel pasti juga sedih kalo liat lo kaya gini ! Sadar Dennis !”, Naga masih berusaha menenangkan adiknya.
“Apa maksud lo ? Angel masih ada ! Tutup mulut lo !”, Dennis membantah ucapan kakaknya itu.
Hari ini, tepat seminggu kepergian Angel. Namun Dennis masih belum bisa merelakan kepergian Angel. Dennis masih sangat sayang pada Angel. Dia masih belum bisa melupakan Angel. Video itu membuatnya makin sedih. Video itu dibuat saat acara ulang tahun Dennis yang ke-20 di rumahnya.
Saat itu, tepatnya 20 November 2010, Angel dan teman-teman Dennis berniat untuk membuat kejutan untuk Dennis. Sebelumnya, mereka menyiapkan semuanya dengan baik, berharap pesta kejutan itu berhasil. Waktu itu Dennis baru pulang dari kampus, saat baru membuka pintu rumahnya ……
“Happy Birthday ya sayang … Semoga kamu panjang umur, sehat selalu, dan selalu sayang sama aku ! Oiya ini kado buat kamu, dari aku sayang,” kata Angel pada Dennis.
“Makasi ya sayang .. Pasti dong aku akan selalu sayang sama kamu. Apa ini yank ? Kamu kok repot-repot sih pake bawain aku kado segala. Kurang nih yank. Hhhehehheeee,” celetuk Dennis.
“Ikh kamu ini. Udah di buka aja sayang,” jawab Angel sambil tersenyum.
“Buka .. buka .. buka .. cieeeeee ..”, sorak teman-teman mereka.
“Wah kamu tau aja kalo aku lagi pengen jaket ini yank. Makasi banget ya sayang. I love you sayang,” kata Dennis sambil mencium kening Angel.
“Ya tau dong, pacarnya siapa dulu .. hhhehhheee,” jawab Angel dengan santai.
“Pacar ku dong .. Makasi banget ya sayang,” aku Dennis.
“Makasi ya semua .. Elo semua emang temen-temen yang baik. Thanks ya,” ucap Dennis sambil tersenyum.
“Iya Den. Santai aja lagi .. Kita seneng ko bisa bantuin cewek lo, apalagi buat acara ulang tahun lo, kita semua seneng banget,” kata Dharma, yang merupakan kakak dari Angel.
“Ah elu bisa aja Ma. Tapi thakns ya Ma,” kata Dennis pada Dharma.
“Iya bener tuh Den kata Dharma, apalagi dapet makan gratis, hhhehhheee .. Ya nggak Ma ?”, ucap Fare, sahabat Dennis sejak kecil, kepada Dharma.
“Sialan lo Re ! Gue kan nggak kaya elu, yang doyan makan ! hhhahhahhhaaaa ..”, jawab Dharma menyindir Fare.
“Enak aja ! Elu kalo dikasih makan gratis juga pasti mau Ma ! hhhahhhaaaa ..”, balas Fare.
“Udah .. Udah .. ngapain sihh lo berdua berantem .. uda sana pada makan !”, kata Dennis.
Pukul 20.00 WIB, Fare, Dharma, dan teman-teman yang lain pamit pulang kepada Dennis.
“Dek, abang pergi dulu ya .. Biasa, mau pacaran ! hhhehhheee ..”, kata Dharma pada Angel.
“Yaudah entar biar gue yang anterin Ma,” Dennis menawarkan diri.
“Yaudah abang pergi dulu ya dek .. Jagain adek gue tercinta ini ya. Thanks ya Den,” kata Dharma sambil berlalu bersama mobilnya.
“Nggak usah lah yank, aku juga bawa mobil sendiri. Lagian kamu juga kan pasti capek,” kata Angel.
“Udah nggak papa lagi yank,” jawab Dennis.
“Nggak mau ahh .. Mendingan kamu istirahat aja sayang .. Percaya dehh sama aku. Aku nggak papa ko kalo pulang sendiri,” kata Angel meyakinkan pacarnya.
“Yaudah dehh ..”, jawab Dennis lagi.
“Yaudah aku pulang sekarang ya sayang, udah agak mendung juga,” kata Angel.
“Iya dehh .. Ati-ati di jalan ya sayang. I love you ,” kata Dennis sambil mencium kening pacarnya.
“I love you too sayang .. daaaaaaaaaaa ..”, kata Angel sambil berlalu bersama mobilnya.
Lalu Dennis masuk rumah. Dan tiba-tiba ……
Prrraaannnggg ….
Tangan Dennis tidak sengaja menyenggol foto Angel yang diletakkan di dekat tempat tidurnya, sehingga membuat figuranya pecah.
“Aduh ! Teledor banget sihh gue ..”, kata Dennis sambil mengambil dan membersihkan pecahan kaca figura yang berserakan di lantai.
Tiba-tiba Dennis merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.
“Kenapa ya ?? Ko perasaan gue jadi nggak gini ? Ah Cuma perasaan gue doang”, kata Dennis sambil mengusap dadanya.
Keesokan harinya …
Kriiing .. Kriiiing ..
“Hallo assalamu’alaikum .. Ada apa Ma ?”, kata Dennis menjawab telfon yang ternyata dari Dharma.
“Den .. Angel .. Den .. Angel ..”, kata Dharma terlihat panik.
“Kenapa cewek gue ? Dia baik-baik aja kan ?!”, tanya Dennis penih harap.
“Sekarang dia nggak baik-baik aja. Semalem dia kecelakaan, pas pulang dari rumah lo ! Polisi bilang mobilnya tergelincir karena jalanan licin. Sekarang dia masih belum siuman. Buruan lo ke Rumah Sakit Medica ! Sekarang ! Assalamu’alaikum,” jawab dharma sambil menutup telfonnya.
“Wa .. Wa’alaikumsalam ..”
Dennis sangat tidak percaya dengan semua itu. Dia langsung buru-buru mengambil kunci mobilnya dan pergi ke Rumah Sakit Medica, tempat Angel dirawat.
“Elu mau kemana Den ? Sarapan dulu nihh udah gue bikini roti,” kata Naga pada Dennis.
“Ahh bodo .. Cewek gue masuk rumah sakit. Gue mesti ke sana sekarang,”jawab Dennis dengan terburu-buru.
“Apa ?????? Tunggu..tunggu tunggu ! Gue ikut,” jawab Naga tak percaya.
Tak lama, mereka berdua sampai di rumah sakit bersamaan dengan Fare. Tadi, saat di jalan Dennis menghubungi Fare yang juga sahabat Angel untuk datang ke rumah sakit. Mereka langsung menuju tempat Angel dirawat. Di sana, Dharma dan kedua orang tuanya sedang duduk di luar ruangan dengan cemas, menunggu dokter selesai memeriksa kondisi Angel yang terluka parah. Tak lama kemudian, dokter keluar.
“Dok gimana pacar saya ? Dia baik-baik aja kan dok ?!”, kata Dennis yang sangat mencemaskan keadaan pacarnya.
“Sabar dulu lah Den,” kata Naga dan Fare yang mencoba menenangkan Dennis.
“Mana yang namanya Dennis ? Dari tadi Angel terus mengigau nama Dennis,” kata dokter.
“Saya Dennis dok,” kata Dennis sambil mengusap air matanya.
“Silahkan anda ikut saya ke dalam,” jawab dokter sambil masuk ke dalam, diikuti Dennis dibelakananya.
“Sayang kamu nggak papa kan sayang ? Kamu kok bisa sampe kayak sihh ? Apanya yang sakit ? Bilang sama aku !”, kata Dennis pada Angel yang baru saja sadar.
“A .. Aku nggak papa ko yank .. Maafin aku ya selama ini nggak bisa bahagiain kamu, belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu,” kata Angel dengan terbata-bata dan berlinangan air mata.
“Enggak kok sayang ! Kamu pacar yang baik banget buat aku ! Cepet sembuh ya sayang !”, kata Dennis sambil menitikkan air matanya.
“aku dah gak kuatt... A .. Ak .. Aku .. Sayang banget .. Sa .. Sama kamu yank,” kata Angel.
“Enggak ! Kamu nggak boleh pergi ! Angel bangun ! Angel .. Anggeeeellll....!”, teriak Dennis sambil memeluk tubuh Angel.
Dharma, Fare, Naga, dan kedua orang tua Angel lalu masuk ke dalam. Mereka tak percaya bahwa Angel sudah tiada. Itu adalah kata-kata terakhir Angel pada Dennis sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan Dennis, keluarga, serta teman-temannya di dunia ini.
Dan hari ini adalah tepat seminggu kepergian Angel. Dennis masih belum bisa merelakan kepergian Angel sampai sekarang. Dia masih sangat menyayangi Angel. Dan yang lebih menyedihkan lagi, Angel meninggal tepat sehari setelah ulang tahun Dennis. Dennis sangat menyesal, mengapa waktu itu dia tidak memaksa untuk mengantarkan Angel pulang. Dia sangat terpukul dengan kepergian Angel yang sangat tiba-tiba itu.
Malamnya, Dennis berniat untuk keluar rumah, mencari hiburan yang mungkin dapat membuatnya tersenyum sedikit saja. Dia pergi dengan motornya dan juga mengenakan jaket pemberian Angel, sebagai kado terakhir dari Angel sebelum dia pergi, yang diberikan saat hari ulang tahunnya.
“Mau kemana lu Den ? Uda malem juga ! Istirahat aja sana !”, kata Naga pada adiknya.
“Gue pengen cari angin di luar bang. Suntuk di rumah terus,” jawab Dennis.
“Yaudahh .. Ati-ati ya Den. jangan lupa pake helm,” saran Naga.
Dennis mengendarai motor dengan tidak konsentrasi, dia mengendarai motor sambil melamun, melamun mengingat saat dia naik motor bersama Angel, mengingat semua hal yang pernah dia lalui bersama Angel.
Tiba-tiba ……
Jeddeeeeeerrrrrrr ….
Braaaaaaaaakkkk ….
Sebuah mobil menabrak Dennis disebuah tikungan. Dan ternyata, dulu Angel juga kecelakaan di situ, di tikungan tempat Dennis kecelakaan. Dennis langsung meninggal di tempat itu, namun dia terlihat tersenyum bahagia sambil mengenakan jaket pemberian Angel. Naga, Dharma, dan Fare awalnya tidak percaya bahwa Dennis telah meninggal, apalagi dia kecelakaan di tempat yang sama dengan Angel.
Dalam hati mereka, mereka sangat sedih karena kehilangan saudara juga sahabat yang sangat baik. Apalagi Naga, yang sekarang harus tinggal sendiri karena kedua orang tuanya juga sudah lama meninggal, dan sekarang Dennis, adik satu-satunya telah pergi meninggalkan dunia ini, menuju alam yang kekal. Namun Naga, Dharma, dan Fare ikut tersenyum melihat Dennis yang meninggal dengan senyum bahagia sambil mengenakan jaket pemberian Angel.
TAMAT