Berita
mengenai “Gratis saja Tidak Cukup” diambil dari Radar Lampung, 26 Mei 2014.
Berdasarkan
berita tersebut saat ini angka putus sekolah masih menjadi topik hangat yang
diperbincangkan di kalangan petinggi pendidikan. Khususnya di Bandar Lampung,
di berita tersebut dikatakan bahwa kemauan anak untuk melajar menghilang.
Mungkin anak-anak tersebut berfikir bahwa untuk apa mereka bersekolah, kalau
sekarangpun mereka sudah bisa menghasilkan uang. Berarti disini yang bermasalah
adalah anaknya. Kita terus membicarakan bagaimana dengan anak-anak yang ingin
bersekolah tetapi tidak tercapai keinginannya karena masalah biaya, ternyata
disini lain ceritanya. Anak-anak tersebutlah yang ternyata menginginkan putus
sekolah. Padahal berbagai program bantuan telah dibuat oleh pemerintah agar
biaya pendidikan bisa ditekan seminimalisir mungkin.
Yang perlu dicermati
disini bahwa mental masyarakatlah yang perlu dibina agar mereka memahami dan
memaknai pendidikan itu tidak hanya sebagai sebuah keperluan sesaat tetapi
pendidikan saat penting guna meningkatkan sumber daya manusia yang jauh lebih
baik. Peran komite sekolah sekiranya berguna dalam hal ini, bahwa komite
sekolah seharusnya mampu meyakinkan kepada masyarakat bahwa pendidikan itu
penting.
Kode etik
guru Indonesiapun mengarahkan bagi guru, untuk memiliki hubungan dekat dengan
masyarakat. Dari hubungan tersebut guru dituntut untuk menjalin komunikasi dan
kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan
dan pengembangkan pendidikan. Guru juga harus peka terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat. Bila ada hal yang melenceng atau ada sebuah
tanggapan negatif mengenai dunia pengabdian guru yaitu pendidikan, guru
seharusnya mampu memberikan informasi yang dapat dipercaya dan mampu memberikan
motivasi positif kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan sehingga
masyarakat tidak lagi berpikiran negatif terhadap dunia pendidikan, dan bagi
anak-anak yang merasa malas untuk meneruskan sekolah mereka harus diberikan
motivasi yang mampu memicu keinginan bersekolah kembali sehingga angka putus
sekolah akibat kemauan belajar yang menurun dapat teratasi.
0 komentar:
Posting Komentar